Hutan Imajiner

 

 

 

ABSURDITAS PIKIRAN 1

 

 

 

1.

Berhadapan dengan abstraknya pikiran sendiri bukanlah perkara mudah. Banyak orang yang memilih untuk menyerah dan membiarkan orang lain yang menentukan keputusan untuk dirinya. Sehingga akhirnya banyak orang yang tidak mengenal eksistensinya. Dan memutuskan agar orang lain yang membentuk jati diri untuk mereka. Sedangkan aku, Disini aku layaknya seorang penjelajah menapaki setiap langkah dari rimbunnya hutan rimba alam pikiran. Penuh dengan hal hal yang begitu asing dan tak diketahui. Mencari sesuatu yang berharga dari entitas-entitas tak bernama. Begitu asing, begitu sulit untuk dipahami oleh rasionalitas umum pikiran itu sendiri. Tapi begitu menegangkan pula dan membuat setiap sel dari dalam tubuh indrawiku gemetar dan bersemangat.

Benarlah suatu perasaan asing ini juga ikut andil menyoraki diriku untuk tetap menerjang. Menerobos rintangan-rintangan dari alam bawah sadar, bahkan alam dunia nyataku sendiri. Hingga orang orang asing diluar tubuh eksternalku pun tidak memahaminya. Memahami petualangan macam apa yang ada dalam pikiranku. Aku menerobos segalanya. Seperti anak kecil yang mengharapkan suatu petunjuk jalan agar mampu keluar dari ketersesatan dirinya sendiri. Apa yang kucari? Sebenarnya apa yang sedang kucari? Aku tak tahu sama sekali. Tapi aku begitu bersemangat untuk memahami lebih banyak akan hutan pikiran ini.

Hingga makhluk makhluk asing diluar hutan pikiranku heran dengan petualangan yang kualami saat ini. ada juga dari mereka yang berusaha untuk menghentikan penjelajahan yang menurut mereka begitu sangat berbahaya. Bahkan bisa merenggut segalanya. Tapi aku begitu yakin, sangat yakin, bahwa tak ada yang namanya sia-sia. Dan benarlah demikian, bahwa petualangan ini sangat berbahaya. Karna ini bisa menyangkut hidup dan matiku. Dan jalan hidup yang kupilih. Sedangkan sekarang aku memilih sesuatu yang begitu asing bagi makhluk-makhluk yang umum ini. Hingga mereka mengatakan bahwa aku berbeda. Dan aku tak bisa mengelaknya.

Memang benar sekarang aku sedang mengejar suatu ketidakpastian. Tapi ketidakpastian ini begitu sangat menggairahkan dan sangat lezat. Dimataku ini sangat lezat. Dan aku sangat ingin merasakannya lagi untuk kesekian kalinya. Bahkan hingga selesai sudah petualangan ini, hingga perjuangan ini selesai, aku masih ingin merasakan gairah dari petualangan alam pikiranku. Tidak peduli apa itu. dengan pondasi moralitas yang kubangun sedemikian rupa, aku menerjang ketidaktahuan akan banyak hal. Dan ini benar saja sangat menggairahkan dan membuatku kecanduan.

Aku tidak mengatakan bahwa semua ini terlihat menyenangkan. Aku hanya menggambarkannya demikian. Tapi tentu saja penjelajahan ini akan memakan waktu seumur hidup. Karna petualangan ini tidak ada habisnya. Kecuali aku memutuskan untuk mengangkat bendera putih. Entah pada saat itu kondisi indrawiku dalam keadaan berfungsi atau telah mati sepenuhnya. Hingga hanya pada saat itu aku akan menghentikan perjalanan. Dan meskipun jika aku tidak mendapatkan hasil apapun dari perjalanan ini. tentu saja akan membuatku tersadar bahwa aku mendapatkan pelajaran yang begitu banyak. Dan aku akan menuliskannya semua kedalam memori dari setiap ketukan tuts dari papan ketik. Dan entah sesiapa yang akan membacanya. Aku benar-benar tak peduli. Karna ini adalah tulisan spontanitas yang terlukis melalui alam bawah sadar dan menginginkanku untuk mengetiknya secara gamblang tanpa adanya sistematika-sistematika rumit dari literasi sastra. Aku. Aku adalah boneka dari alam bawah sadarku. Dan ia menginginkanku untuk terus mengetik dan mengetik.

 

2.

Lantas perjalanan macam apa yang menantiku dan terus saja mengintaiku? Mengharapkan agar aku senantiasa terus menerjang menerobos secara membabi buta tanpa berpikir? Ha… benar saja. Ini memanglah perjalanan yang terlalu gila untuk dilalui. Dan justru aku memilih untuk mengejarnya dengan pandangan mata mengarah terus kedepan tanpa tengok kanan-kiri. Kau pasti tahu apa yang kumaksud. Atau mungkin juga tidak. aku tidak yakin. Seolah olah ada sesuatu dibaliknya. Dibalik perjalanan itu. ingin aku untuk meraih dan menggenggamnya. Bahkan jika itu harus membuat kedua tanganku luka-luka. atau membuat kedua mataku buta karna aku terus saja memandang kearah yang sama dengan sinar menyilaukan yang sekarang ini berada dihadapanku. Apakah ini sebuah panggilan? Lantas siapa yang memanggilku? Apa yang diinginkan dari entitas tak kasat mata ini? aku begitu penasaran. Aku ingin mengejarnya. Aku bahkan bisa saja menyerahkan segalanya demi keindahan ini. Ya, aku menganggapnya ini adalah sebuah keindahan. Apa salahnya dengan itu? padahal aku masih belum tahu apa yang ada dibaliknya. Atau mungkin ini hanya suatu tipuan. Segala kemungkinan-kemungkinan aneh terus saja menghantuiku ketika aku mengejar keindahan itu.

Sebenarnya apa itu? benda apa itu? Sial, begitu menyilaukan, tapi ketika aku terus memandangnya. Entitas itu berubah menjadi begitu menenangkan dan membuat setetes air mataku mengalir membasahi pipiku. Membuat tenang jiwa sanubariku. Dan itu adalah kejadian yang aku ingin terus berada didalam sana untuk selama-lamanya. Melupakan segala keluh kesah yang meracuni pikiran dan perasaan yang tanpa henti menggerogotiku. Dan itu tentu saja membuatku muak dan ingin muntah.

Kalian paham akan apa yang kubicarakan dari tadi? Kalian memahaminya? Aku sedang berbicara dengan orang-orang yang membaca tulisan ini. baik,  ini mungkin terdengar gila. Tapi aku meyakininya seratus persen. Bahwa akan ada yang membaca tulisan ini. ini hanyalah keyakinan kosong tanpa dasar. Aku paham betul. Tapi apa salahnya meyakini sesuatu tanpa dasar?

Baiklah, jika kalian memahami setiap kata dari yang aku ucapkan. Atau mungkin setidaknya hanya separuh. Aku ungkapkan kata selamat kepada kalian. Karna kalian akan memasuki dunia abstrak dari pola pikir manusia yang rumit. Siapkan saja cangkir teh atau kopi kalian, bacalah sambil duduk atau berbaring. Buatlah diri kalian nyaman. Atau mungkin temani diri kalian dengan sigaret diantara jari jemari kalian. Marilah memasuki petualangan tak terbatas yang mendebarkan ini. liarkan imajinasi kalian bersamaku. Aku ingin membawa kalian keluar dari dunia realitas monokrom yang penuh dengan kepalsuan dimana-mana.

 

3.

Tak ada yang lebih menarik selain membicarakan tentang bagaimana hutan pikiran ini bekerja. Akankah dari kalian pernah memberanikan diri untuk terjun bebas menuju kedalam pikiran kita sendiri? Aku bisa saja menghabiskan seluruh sisa hidupku untuk mengulik isi otakku. Atau jika kumampu, menghanyutkan diriku kedalam dunia imajiner bawah sadar. Segalanya didalam sana itu masihlah sangat mentah. Belum dipoles. Tak ada yang dibuat-buat. Tak ada pula bumbu pemanis. Dan bisa saja aku ingin mengatakan kepada dunia dengan suara nyaring bahwa Imajinasi itu adalah nyata. Keberadaannya adalah kenyataan. Mungkin banyak dari orang-orang diluar sana tidak menggubris tentang hal ini karna tidak mendatangkan manfaat nyata berupa materi. tapi, apakah dunia memang sudah sebodoh ini sampai-sampai mereka tak ingin isi dalam otak mereka diisi oleh segala macam keilmuan yang setidaknya mampu memperbaiki pola pikir dan cara pandang mereka mengenai dunia. ohh, bukan maksudku untuk merendahkan. tapi kuyakin, jika aku mengatakan hal ini secara gamblang, mereka akan memberikanku argumentasi pembelaan diri bahwa keputusan yang mereka ambil adalah benar, ataupun jika mereka salah mereka tidak ingin mengakuinya.

Komentar